Salah satu jenis hujan adalah hujan buatan. Deras air hujan sangat dinikmati oleh kalangan anak-anak hingga orang dewasa, hujan sendiri membawa berkah dan menyejukkan tubuh dan hati.
Taukah kamu banyak sekali manfaat hujan yang bisa kita peroleh. Untuk aliran irigasi dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang mempercapat proses fotosintesis.
Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang berkaitan dengan siklus hidrologi yang terjadi di permukaan bumi.
Hujan membawa keberkahan bagi seluruh makhluk hidup, namun pada kondisi tertentu, hujan juga dapat menyebabkan bencana. Berikut penjelasan jenis-jenis hujan berdasarkan penyebabnya.
Daftar Isi Artikel
Pengertian Hujan
Hujan merupakan salah satu fenomena alam yang menyebabkan air turun dari langit dan jatuh ke permukaan bumi.
Proses terjadinya hujan berkaitan erat dengan siklus hidrologis atau proses daur air di muka bumi, yang disebabkan oleh interaksi antar faktor abiotik di lapisan litosfer dan hidrosfer bumi.
Dengan pengertian hujan diatas, tentu kamu sudah paham bukan mengenai definisinya? Supaya dalam menjelaskan apa itu hujan, kamu tidak bingung dan bisa menjelasakan dengan detail.
Manfaat Hujan
Manfaat atau kegunaan hujan adalah sebagai berikut:
- Hujan yang turun ke permukaan bumi akan ditampung pada waduk atau danau buatan yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik bertenaga air.
- Hujan membantu menyuburkan tanaman pada perkebunan dan pertanian.
- Air hujan memenuhi kebutuhan manusia dan makhluk hidup.
Jenis – Jenis Hujan
Jenis – jenis hujan secara lengkap adalah sebagai berikut ini:
1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal terbentuk akibat pertemuan antara suhu lingkungan tinggi, udara panas serta angin yang berputar.
Hujan siklonal termasuk ke dalam salah satu jenis-jenis hujan yang terjadi di wilayah yang dilewati oleh garis khayal ekuator atau khatulistiwa.
Bertemunya angin pasat tenggara dan angin pasat timur di garis ekuator kemudian akan naik serta menggumpal di atas awan.
Awan yang terbentuk kemudian akan berada di titik jenuh hingga kemudian berubah menjadi mendung dan semakin gelap.
Setelah awan sangat gelap, selanjutnya turun hujan siklonal yang membasahi permukaan bumi. Hujan siklonal merupakan jenis hujan yang pertama.
2. Hujan Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terbentuk akibat pergerakan angin dengan kandungan uap air tertentu secara horizontal.
Angin dengan kandungan uap air kemudian berhembus lewat pegunungan sehingga angin mengalami proses kondensasi yang merubah temperatur angin menjadi dingin.
Setelah melewati pegunungan, titik air pun mulai terbentuk dan mengendap sehingga turunlah hujan di lereng gunung yang berada di lokasi arah datangnya angin. Hujan turun di bagian lain gunung sehingga angin yang bertiup mendaki gunung tidak lagi membawa uap air.
Oleh karena itu, bagian lereng gunung yang berada di belakang arah datangnya angin tidak mengalami hujan.
Apabila massa air yang dibawa angin sudah terlalu berat, maka hujan pun akan turun di atas gunung karena angin tidak lagi mampu membawa uap air mendaki gunung.
Jenis hujan yang kedua dari kami adalah hujan orografis, bagaimana? Sudahkah kamu paham?
3. Hujan Frontal
Bertemunya massa udara yang bertemperatur tinggi (panas) dengan massa udara bertemperatur rendah (dingin) dapat menghasilkan hujan.
Pertemuan dua massa udara ini terjadi di bidang front, yaitu suatu bidang yang paling mudah menjadi tempat pembentukan awan dan terjadinya kondensasi.
Massa udara bertemperatur rendah (dingin) lebih berat dibandingkan massa udara dengan temperatur tinggi (panas).
Hal ini menyebabkan uap air yang dibawa oleh udara dingin akan jatuh ke atas permukaan bumi dengan lebat. Oleh karena itu, hujan satu ini disebut sebagai hujan frontal.
Hujan frontal umumnya terjadi di wilayah yang dilewati oleh pertengahan garis lintang selatan dan utara atau lintang sedang. Hujan frontal yang terbentuk di daerah iklim tropis bahkan dapat menimbulkan hujan es.
4. Hujan Musiman atau Hujan Muson
Hujan musiman hanya terjadi dalam periode waktu tertentu saja yang berkaitan dengan musim penghujan dan musim kemarau.
Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami angin muson, terutama selama bulan Oktober hingga April yang menyebabkan datangnya musim penghujan.
Angin muson sendiri timbul dikarenakan pergerakan semu tahunan matahari melewati garis balik selatan dan garis balik utara. Angin muson juga sering bertiup di negara yang masuk wilayah Asia Timur terutama selama bulan Mei hingga Agustus.
5. Hujan Zenithal
Hujan zenithal juga disebut sebagai hujan konveksi yang timbul karena terjadi pertemuan angin pasat tenggara dan angin pasat timur.
Pertemuan kedua angin ini akan menciptakan gumpalan yang mendapatkan pemanasan hingga naik vertikal ke atas awan.
Akibatnya, temperatur awan dengan massa lebih berat akan menurun (dingin) sehingga terjadi kondensasi. Apabila air yang menggumpal mencapai titik jenuh, maka hujan pun akan turun.
Hujan yang turun di atas garis khatulistiwa ini disebut sebagai hujan zenithal dan umum terjadi di negara tropis seperti Indonesia.
6. Hujan Asam
Hujan asam semakin banyak terjadi di hampir seluruh bagian dunia terutama yang memiliki aktivitas industri cukup padat.
Hal ini dikarenakan kandungan gas karbondioksida yang berada di udara terbuka kemudian larut oleh air hujan. Air hujan yang umumnya mempunyai pH netral yaitu 7 berubah menjadi 6 atau 5.
Pada kondisi tertentu, hujan asam memiliki manfaat dalam melarutkan mineral pada tanah yang dibutuhkan makhluk hidup.
Namun, hujan asam juga dapat menyebabkan kerugian bagi manusia seperti logam yang cepat berkarat. Karat pada logam sangat berbahaya terutama pada bangunan jembatan.
7. Hujan Buatan
Hujan buatan adalah hujan yang terjadi karena ada peran manusia di dalamnya. Manusia melakukan teknik penyemaian awan atau cloud seeding yang bertujuan untuk membuat awan menggumpal agar turun hujan.
Teknik penyemaian awan dilakukan agar hujan dapat turun secara alami di suatu tempat.
Proses fisika yang terlibat dalam hujan buatan adalah penggabungan dan tumbukan. Selanjutnya dilakukan proses pembentukan es sembari memilih awan dengan kandungan air mencukupi.
Tujuannya agar penambahan massa pada awan dapat memancing awan tersebut menurunkan hujan.
8. Hujan Meteor
Hujan meteor berbeda dengan jenis-jenis hujan sebelumnya yang berbentuk air. Hujan satu ini berhubungan dengan sistem tata surya berupa kemunculan perseid di langit saat matahari terbenam. Perseid sendiri adalah rasi bintang dari Perseus.
Meteor yang jatuh dan terlihat di langit bumi memiliki kecepatan 60 km/jam dengan cahaya yang tampak panjang dan terang.
Saat meteor muncul, biasanya akan tampak cahaya paling besar dan terang di antara meteor yang disebut fireball.
Bentuk Hujan Berdasarkan Ukuran
Dilihat dari ukuran partikel hujan, jenis-jenis hujan dibedakan menjadi lima macam sebagai berikut.
1. Hujan Deras
Hujan deras merupakan jenis hujan dengan diameter ukuran partikel air cukup besar yakni lebih dari 7.0 mm. Hujan deras umumnya akan terjadi pada suhu lebih dari 10 derajat Celcius.
2. Hujan Gerimis
Hujan gerimis disebut sebagai dizzle yang memiliki diameter ukuran partikel air paling kecil yakni kurang dari 0,5 mm saja.
3. Hujan Es
Hujan es merupakan suatu fenomena alam yang cukup jarang terjadi. Pada saat hujan es, awan menjatuhnya es yang ukurannya lebih besar dari salju dengan suhu kurang dari 0 derajat Celcius. Hujan es umumnya akan turun pada lingkungan yang memiliki suhu tinggi atau panas.
4. Hujan Salju
Hujan salju adalah jenis hujan berupa kristal-kristal es yang memiliki suhu kurang dari 0 derajat Celcius.
Hujan memiliki banyak manfaat bagi manusia dan seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, hujan dengan intensitas berlebihan serta pengrusakan alam hebat yang dilakukan manusia meningkatkan risiko terjadinya banjir besar dan juga erosi.
Demikian penjelasan tentang hujan dari kami dosenmuda.id semoga bermanfaat ya untuk dijadikan acuan dalam pembelajaran, semangat!
Originally posted 2021-10-22 07:32:20.