Puisi Chairil Anwar adalah sebuah puisi yang dicari para fans dari beliau. Puisi beliau sangat indah, memiliki makna yang mendalam juga tentunya.
Kalau bagi yang belum tahu siapa itu Chairil Anwar, mungkin kami akan memberikan sedikit cerita mengenai beliau yang super keren.
Chairil Anwar merupakan penyair berdarah Minangkabau yang menjadi salah satu pelopor Angkatan ’45 dan puisi modern Indonesia.
Karya beliau tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dikenal dunia. Tentunya, kami akan menyajikan berbagai kumpulan puisi karya Chairil Anwar yang sangat populer ini.
Sebelumnya sudah tahu pengertian puisi? Jika kalian suka dengan karya-karya Chairil Anwar ini silakan berkomentar dengan membuat puisi tentang beliau ya.
Mungkin bisa dijadikan sedikit penghargaan mengenai banyaknya karya puisi Chairil Anwar yang telah beliau buat untuk mengharumkan nama bangsa juga.
Simak di bawah ini mengenai kumpulan puisi karya Chairil Anwar terbaru dan paling lengkap yang kami sajikan. Jangan di skip ya!
Daftar Isi Artikel
- Puisi Chairil Anwar Aku
- Puisi Chairil Anwar Doa
- Puisi Karya Chairil Anwar
- Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta
- Puisi Chairil Anwar Derai-Derai Cemara
- Puisi Chairil Anwar Diponegoro
- Puisi Chairil Anwar Tuti Artic
- Puisi Chairil Anwar Sebuah Kamar
- Puisi Chairil Anwar Rumahku
- Puisi Chairil Anwar Prajurit Jaga Malam
- Puisi Chairil Anwar Tentang Perjuangan
- Puisi Chairil Anwar Karawang-Bekasi
- Puisi Chairil Anwar Tentang Sahabat
Puisi Chairil Anwar Aku
Puisi ini sangat populer bagi semua kalangan, baik itu para mahasiswa ataupun siapapun. Puisi aku karya Chairil Anwar ini biasanya dibacakan di setiap sekolah.
Penasaran dengan isinya? Berikut ini adalah puisi Chairil Anwar berjudul “Aku” yang bisa Anda buat juga sebagai musikalisasi puisi.
Aku
by: Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Puisi Aku ditulis pada masa penjajahan Jepang. Isinya merepresentasikan mengenai keinginan untuk berjuang dan menolak penjajahan.
Menolak berbagai aturan yang dibuat untuk mengekang rakyat Indonesia. Banyak karya-Nya yang ditolak oleh penerbit yang menganggap tulisannya tidak mencerminkan visi Jepang untuk Asia Timur Raya.
Melalui puisi Aku karya Chairil Anwar, ia ingin menunjukkan bahwa dirinya rela untuk menjadi berbeda dan dipandang bersalah (aku ini binatang jalang; Dari kumpulan yang terbuang).
Tak peduli konsekuensi yang didapatkan, ia berasumsi bahwa harus terus berjuang melawan penjajah walaupun harus dibayar nyawa.
Puisi Chairil Anwar Doa
Kumpulan puisi Chairil Anwar ini memberikan semua puisi-puisi yang beliau buat. Apakah Anda sudah paham semua puisinya?
Hal yang menarik, salah satu puisi keren yang beliau buat adalah berjudul Doa.
Doa
by: Chairil Anwar
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CahayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang untuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Bagaimana? Sangat indah bukan? Sebuah puisi dari hambanya yang ditujukan kepada Tuhan-Nya. Semoga kita semua selalu dalam lindungannya.
1. Puisi Alam
2. Puisi Ibu
3. Puisi Ayah
4. Puisi Kemerdekaan
5. Puisi Pahlawan
6. Puisi Chairil Anwar
7. Puisi Guru
8. Puisi Perpisahan
9. Puisi Rindu
10. Puisi Sahabat
11. Puisi Bahasa Inggris
12. Pengertian Puisi
Puisi Karya Chairil Anwar
Berbagai puisi Chairil Anwar ini sebenarnya adalah cerita-cerita yang dialami oleh beliau. Beliau mengekspresikan ke dalam bentuk puisi.
Sungguh menarik bukan karya-karya beliau? Berikut kami berikan contoh puisi karya Chairil Anwar yang dapat Anda jadikan acuan bacaan puisi di depan kelas.
Aku Berkaca
by: Chairil Anwar
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru menderu
Dalam hatiku
Apa hanya angin lalu?
Lagi lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah..!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal..!
Selamat tinggal..!
Cerita Buat Dien Tamaela
by: Chairil Anwar
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu adtu
Cuma satu
Betta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Betta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Betta Pattirajawane, menjaga hutan pala
Beta api di pantai
Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama
Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa
Pohon pala, badan perawan jadi
Hidup sampai pagi tiba
Mari menari!
Mari beria!
Mari berlupa!
Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
Beta kirim datu datu!
Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau..
Betta Pattirajawane
Yang dijaga datu datu
Cuma satu
Malam di Pegunungan
by: Chairil Anwar
Aku berpikir. Bulan inikah yang membikin dingin
Jadi pucat rumah dan kaku pepohonan?
Sekali in aku terlalu sangat dapat jawab kepingin
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!
Persetujuan dengan Bung Karno
by: Chairil Anwar
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Dipanggang di atas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tanggal 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal kapal kita bertolak dan berlabuh
Malam
by: Chairil Anwar
Mulai kelam
Belum buntu malam
Kami masih berjaga
-Thermopylae?-
-Jagal tidak dikenal?-
Tapu nanti
Sebelum siang membentang
Kami sudah tenggelam hilang
Kepada Peminta-Minta
by: Chairil Anwar
Baik, baik, aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku
Jangan lagi kau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah
Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum di telingaku
Baik, baik, aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku
Puisi karya Chairil Anwar ini berbeda tema bukan? Apakah Anda mengetahui interpretasi dari kedua puisi diatas?
Jika iya, bolehlah Anda berbagi di komentar mengenai interpretasi puisi karya Chairil Anwar tentang cinta dan tentang perjuangan diatas.
Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta
Chairil Anwar juga menjadi salah satu pelopor pembuat puisi tentang cinta. Puisi cinta karya Chairil Anwar ini sangat indah, dari hati nampaknya beliau membuatnya.
Puisi cinta karya Chairil Anwar ini dapat Anda jadikan pesan di WhatsApp, Facebook ataupun yang lainnya untuk memberikan rayuan kepada sang pujaan ya.
Cintaku Jauh di Pulau
by: Chairil Anwar
Cintaku jauh di pulai
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
Di leher kukalungkan oleh oleh buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi terasa
Aku tidak kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang Bersama kan merapuh
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau
Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri
Puisi Chairil Anwar Hampa
by: Chairil Anwar
Kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai di puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberatk mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti
Puisi Chairil Anwar Sajak Putih
by: Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuk
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
1944
Senja di Pelabuhan Kecil
by: Chairil Anwar
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara Gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan
Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi
Aku sendiri
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tina di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Yang Terampas dan Yang Putus
by: Chairil Anwar
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku
Jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
Kasih, Kita Adalah Satu
by: –
Menatap indah langit kelabu
Seakan tebayang wajah indah di mataku
Sedikit rasa rindu itu kini jadi candu
Duhai kasih,
Apakah ada rindu di hatimu?
Kasih, belum cukupkah ini bagimu
Apa kau tak merasakan detak jantungku
Irama setiap hembusan napasku
Bahkan derasnya setiap aliran darahku?
Semuanya menyebut namamu, di hatiku
Duhai terkasih
Lantunanmu begitu indah
Merasuk ke dalam jiwa
Membuat diri terpaku merana
Merasakan kebahagiaan tanpa tara
Terpikir sejenak olehku
Ketika kau taka da lagi untukku
Akan jadi seperti apa hidupku?
Oh kasihku
Begitupun dengan aku
Saat taka da dirimu di sampingku
Dunia tak lagi semanis madu
Sungguh, betapa beruntungnya diriku
Bisa menggenggam hatimu
Kasihku, percayalah kita ini satu
Sebab aku dan kamu adalah cinta yang utuh
Yang tak terpisahkan oleh jarak dan waktu
Lagu Siul
by: Chairil Anwar
Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! Ini badan yan gselama berjaga
Habis hangus di api matamu
Ku kayak tidak tahu saja
II
Aku kira
Beginilah nanti jadinya:
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa
Ahasveros
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kana pa apa
Aku terpanggang tinggal rangka
25 November 1945
Bagaimana tentang puisi-puisi Chairil Anwar diatas tentang cinta? Sungguh beliau pujangga yang sangat ahli dalam sastra ya.
Puisinya sangat menarik, pantas disegani oleh kaum hawa. Bisa tidak kalian membuatkan puisi untuk sang kekasih? Buatkan di komentar ya!
Puisi Chairil Anwar Derai-Derai Cemara
Puisi berjudul “Derai-Derai Cemara” karya Chairil Anwar ini membisikan suatu makna yang sangat dalam bukan? Apakah kalian tahu mengenai hal ini?
Jika tidak, silakan simak puisi berikut ya.
Derai Derai Cemara
by: Chairil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Di pukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
Silakan interpretasikan sendiri maknanya untuk latihan dalam menginterpretasikan sebuah puisi.
Puisi Chairil Anwar Diponegoro
Ini adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar yang menceritakan tentang pangeran Diponegoro. Berkelas sekali bukan? Sangat cinta pahlawan kita.
Diponegoro
by: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar
Lawan banyaknya serratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Puisi tentang pangeran Diponegoro diatas merupakan salah satu puisi hits yang dimiliki oleh Chairil Anwar. Simple tapi sangat bermakna.
Puisi Chairil Anwar Tuti Artic
Apakah ketika kalian membacakan puisi karya Chairil Anwar berjudul Tuti Artic ini tahu akan maknanya? Jika iya silakan jelaskan di komentar bawah!
Tuti Artic
by: Chairil Anwar
Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga
Adikku yang lagi keenakan menjilat es artic
Sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola
Istriku dalam latihan
Kita hentikan jam berdetik
Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa
Ketika kita bersepeda kuantar kau pulang
Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara
Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang
Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali bertukar
Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu
Sorga hanya permainan sebentar
Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu
Aku dan Tuti + Greet + Amoi
Hati terlantar
Puisi Chairil Anwar Sebuah Kamar
Puisi karya bung Chairil Anwar ini berjudul sebuah kamar. Puisi ini merupakan puisi yang memiliki makna sangat dalam, membombardir cinta dan kasih.
Sebuah Kamar
by: Chairil Anwar
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia
Bulan yang menyinar ke dalam
Mau lebih banyak tahu
“Sudah lima anak bernyawa disini,
Aku salah satu!”
Ibuku tertidur dalam tersedu
Keramaian penjara sepi selalu
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada di luar hitungan
Kamar begini 3×4
Terlalu sempit buat meniup nyawa!
Puisi Chairil Anwar Rumahku
Rumah adalah salah satu bagian ternyaman untuk melepas keluh kesah, penat, dan segala kerinduan kepada keluarga.
Rumah adalah suatu tempat yang sangat berarti, untuk berteduh, bercengkerama, memulai hidup dan untuk beribadah kepada-Nya.
Contoh puisi Chairil Anwar ini berjudul Rumahku yang sangat keren sekali bunyinya. Penasaran? Coba dibaca dan dihayati!
Rumahku
by: Chairil Anwar
Rumahku dari unngun timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala Nampak
Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu
27 April 1943
Puisi Chairil Anwar Prajurit Jaga Malam
Puisi ini bercerita tentang apa? Apakah kalian bisa mendeskripsikannya dengan baik dan benar?
Prajurit Jaga Malam
by: Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda pemuda yang lincah yang tua tua keras
Bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang bintangnya
Kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
Puisi Chairil Anwar Tentang Perjuangan
Berjuang tanpa henti, berjuang tanpa lelah adalah semboyan para pahlawan Indonesia. Darah dipertempurkan, nyawa di pertaruhkan.
Ini adalah buah kecintaan oleh Chairil Anwar untuk Indonesia dengan membuat puisi yang bertemakan tentang perjuangan, kemerdekaan untuk Indonesia.
Maju
by: Chairil Anwar
Ini barisan tak bergederang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
Bagaimana puisi diatas mengenai puisi perjuangan karya Chairil Anwar? Sangat berwarna, bermakna, dan menceritakan bagaimana harus melawan.
Puisi Chairil Anwar Karawang-Bekasi
Puisi Karawang Bekasi ini tentang perjuangan para pahlawan yang telah gugur. Dan menjelaskan bagaimana para pejuang ingin kita juga terus berjuang.
Krawang – Bekasi
by: Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi Siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa
Memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami Cuma tulang tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk
Kemerdekaan kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Puisi Chairil Anwar Tentang Sahabat
Banyak sekali sebenarnya mengenai contoh puisi sahabat karya Chairil Anwar, ingin menggebu-gebu membacakan puisi kepada kawan? Bacakan!
Kepada Kawan
by: Chairil Anwar
Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat
Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat
Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa
Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada
Tidak lupa tiba tiba bisa malam membenam
Layar merah berkibar hilang dalam kelam
Kawan, mari kita putuskan kini di sini
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!
Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tambatkan pada siang dan malam
Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit pada siapa saja!
Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!
Kawanku dan Aku
by: Chairil Anwar
Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan
Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedat
Siapa berkata kata?
Karena dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti
Dua puisi yang ditujukan kepada kawan diatas sangat bagus bukan? Tidak heran beliau dicintai semua teman, saudaranya ya.
InsyaaAllah puisi karya Chairil Anwar diatas dapat membuat Anda jauh lebih paham mengenai karyanya yang sangat banyak.
Demikian dari kami dosenmuda.id semoga dapat bermanfaat untuk memajukan sastra Indonesia.
Originally posted 2021-11-17 23:39:48.
1 thought on “Puisi Chairil Anwar”