Rumah Adat adalah rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi dan tanpa atau sedikit sekali mengalami perubahan.
Di Indonesia yang memiliki banyak suku, adat, dan budaya jelas memperkaya akan jenis-jenis rumah tradisional di masing-masing daerah.
Nenek moyang adalah kebanggan kita, tanpa mereka Indonesia tidak akan menjadi aneka ragam budaya. Wajib juga kalian menghargai budaya antar pulau.
Apalagi kalian rasis terhadap sesama orang Indonesia, ingat semboyan ini “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” salah satu hal yang harus Anda pegang teguh.
Selain rumah tradisional, tari tradisional daerah Indonesia-pun sungguh beraneka macam. Tak hanya itu, akan kami bahas juga kedepannya mengenai senjata adat dan pakaian adat.
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai rumah adat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jangan lupa dibagikan kepada teman-teman Anda supaya lebih memahami ini.
Daftar Isi Artikel
- Pengertian
- Rumah Adat di Indonesia
- Tabel Rumah Adat di Indonesia Beserta Asalnya
- 1. Rumah Adat Aceh (Rumoh Aceh)
- 2. Rumah Adat Sumatera Barat (Gadang)
- 3. Rumah Adat Sumatera Utara (Bolon)
- 4. Rumah Adat Sumatera Selatan (Limas)
- 5. Rumah Adat Riau (Selaso Jatuh Kembar)
- 6. Rumah Adat Kepulauan Riau (Belah Bubung)
- 7. Rumah Adat Jambi (Panggung)
- 8. Rumah Adat Bangka Belitung (Rakit Limas)
- 9. Rumah Adat Bengkulu (Bubungan Lima)
- 10. Rumah Adat Lampung (Nuwou Sesat)
- 11. Rumah Adat DKI Jakarta (Kebaya)
- 12. Rumah Adat Jawa Barat (Sunda)
- 13. Rumah Adat Banten (Badui)
- 14. Rumah Adat Jawa Tengah (Joglo)
- 15. Rumah Adat DI Yogyakarta (Bangsal Kencono)
- 16. Rumah Adat Jawa Timur (Situbondo)
- 17. Rumah Adat Bali (Gapura Candi Bentar)
- 18. Rumah Tradisional NTB (Istana Sultan Sumbawa)
- 19. Rumah Tradisional NTT (Musalaki)
- 20. Rumah Adat Kalimantan Barat (Panjang)
- 21. Rumah Adat Kalimantan Tengah (Betang)
- 22. Rumah Adat Kalimantan Selatan (Banjar)
- 23. Rumah Adat Kalimantan Timur (Lamin)
- 24. Rumah Adat Kalimantan Utara (Baloy)
- 25. Rumah Adat Sulawesi Utara (Pewaris)
- 26. Rumah Adat Sulawesi Barat (Boyang)
- 27. Rumah Adat Sulawesi Tengah (Tambi)
- 28. Rumah Adat Sulawesi Tenggara (Istana Buton)
- 29. Rumah Adat Sulawesi Selatan (Tongkonan)
- 30. Rumah Tradisional Gorontalo (Dulohupa)
- 31. Rumah Adat Maluku dan Maluku Utara (Balieo)
- 32. Rumah Adat Papua Barat (Mod Aki Aksa)
- 33. Rumah Adat Papua (Honai)
- 34. Rumah Adat Teluk Cenderawasih (Lgkojei)
Pengertian
Rumah Adat adalah rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi tanpa mengubah nilai-nilai estetika di dalamnya.
Rumah Adat atau Rumah Tradisional dapat dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan memperhatikan kegunaan, serta fungs sosial dan arti budaya di balik corak bangunan.
Fyi, penilaian kategori rumah tradisional ini merupakan ungkapan bentuk rumah karya manusia yang merupakan salah satu unsur kebudayaan dalam masyarakat.
Beragam hiasan arsitektur pada rumah tradisional merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Rumah tradisional ini merupakan komponen penting cerminan budaya yang berbentuk tradisi.
Dapat Anda lihat, rumah ini dapat melambangkan cara hidup masyarakat, kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.
Di Indonesia rumah tradisional sangat beragam karena setiap daerah yang ada di Indonesia masing-masing memiliki rumah kebanggan yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Rumah Adat di Indonesia
Di Indonesia dengan berpuluh-puluh provinsinya akan susah jika menghafalkan tanpa list yang baik dan benar. Untuk itu, berikut adalah tabel rumah adat di Indonesia beserta asalnya.
Semoga dapat membantu Anda dalam mempelajarinya terlebih dahulu, akan disertakan juga mengenai penjelasan singkat mengenai rumah tradisional di berbagai provinsi.
Tabel Rumah Adat di Indonesia Beserta Asalnya
No. | Nama Provinsi | Nama Rumah Adat |
---|---|---|
1 | Nanggroe Aceh Darussalam | Rumoh Aceh, Rumoh Krong Pade atau Berandang |
2 | Sumatera Barat | Rumah Gadang |
3 | Sumatera Utara | Rumah Balai Batak Toba atau Rumah Bolon |
4 | Sumatera Selatan | Rumah Limas |
5 | Riau | Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar |
6 | Kepulauan Riau | Rumah Bubung |
7 | Jambi | Rumah Panggung |
8 | Bangka Belitung | Rumah Rakit Limas |
9 | Bengkulu | Rumah Bubungan Lima |
10 | Lampung | Rumah Nuwou Sesat |
11 | DKI Jakarta | Rumah Kebaya |
12 | Jawa Barat | Rumah Sunda |
13 | Banten | Rumah Badui |
14 | Jawa Tengah | Rumah Joglo |
15 | DI Yogyakarta | Rumah Bangsal Kencono dan Joglo |
16 | Jawa Timur | Rumah Situbondo |
17 | Bali | Rumah Gapura Candi Bentar |
18 | Nusa Tenggara Barat | Rumah Istana Sultan Sumbawa |
19 | Nusa Tenggara Timur | Rumah Musalaki dan Rumah Mbaru Niang |
20 | Kalimantan Barat | Rumah Panjang |
21 | Kalimantan Tengah | Rumah Betang |
22 | Kalimantan Selatan | Rumah Banjar |
23 | Kalimantan Timur | Rumah Lamin |
24 | Kalimantan Utara | Rumah Baloy |
25 | Sulawesi Utara | Rumah Pewaris & Rumah Bolaang Mongondow |
26 | Sulawesi Barat | Rumah Boyang |
27 | Sulawesi Tengah | Rumah Tambi |
28 | Sulawesi Tenggara | Rumah Istana Buton dan Laikas |
29 | Sulawesi Selatan | Rumah Tongkonan |
30 | Gorontalo | Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris |
31 | Maluku | Rumah Baileo |
32 | Maluku Utara | Rumah Baileo |
33 | Papua Barat | Rumah Mod Aki Aksa |
34 | Papua | Rumah Honai |
35 | Teluk Cendrawasih | Rumah Lgkojei |
Itulah tadi merupakan 35 rumah adat dan asalnya secara lengkap beserta gambar dan penjelasannya akan dijelaskan di bawah ini. Jika ada beberapa kesalahan silakan update di komentar!
1. Rumah Adat Aceh (Rumoh Aceh)
Rumoh Aceh merupakan rumah adat yang berasal dari suku Aceh. Rumah ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan.
3 bagian utama dari rumah Aceh adalah seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah), dan seuramoë likôt (serambi belakang).
Sedangkan, 1 bagian tambahan adalah rumoh dapu (rumah dapur). Atap rumah berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga.
Bagi suku bangsa Aceh, kitab adat adalah landasan dalam kegiatan yang mereka lakukan. Kitab adat ini biasa dikenal dengan nama Meukeuta Alam.
Salah satu isi dari kitab tersebut adalah tentang pendirian rumah. Di dalam kitab ada menyebutkan:
“Tiap-tiap rakyat mendirikan rumah atau masjid atau balai-balai atau meunasah pada tiap-tiap tihang di atas puting dibawah para hendaklah dipakai kain merah dan putih sedikit.”
Kain merah putih yang dibuat khusus di saat memulai pekerjaan itu dililitkan di atas tiang utama yang disebut taméh raja dan taméh putroë.
Karenanya terlihat Suku Aceh bukanlah suatu suku yang melupakan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Di dalam kitab dipaparkan bahwa bagian rumah dan pekarangan adalah milik anak-anak perempuan atau ibunya.
Jika suami meninggal, maka Rumoh Aceh menjadi milik anak perempuan atau milik istri bila mereka tidak mempunyai anak perempuan.
Untuk itu, ada istilah “peurumoh” yang diartikan adalah orang yang memiliki rumah.
2. Rumah Adat Sumatera Barat (Gadang)
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat yang berasal dari Sumatera Barat (Minangkabau) yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di Sumatera Barat.
Rumah ini juga disebut dengan nama yang lainnya loh oleh masyarakat setempat. Dengan nama apa? Yakni, dengan nama Rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang.
Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Sumatera Barat, namun tidak di semua akwasan Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah tradisional ini.
Dimana, hanya di beberapa kawasan yang sudah memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan.
Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah tradisional ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.
Jika Anda berwisata ke daerah Minangkabau silakan mampir ke daerah-daerah penuh adat diatas. InsyaaAllah lebih mencintai adat budaya Indonesia.
3. Rumah Adat Sumatera Utara (Bolon)
Rumah Balai Batak Toba/Bolon adalah rumah adat yang berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah ini ada 2 bagian yaitu jabu parsaktian dan jabu bolon.
Jabu parsaktian adalah tempat penyimpanan barang. Tempat ini juga terkadang dipakai sebagai tempat untuk pembicaraan terkait dengan hal-hal adat.
Jabu bolon adalah rumah keluarga besar. Rumah ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga keluarga tinggal dan tidur bersama.
Rumah Balai Batak Toba juga dikenal sebagai Rumah Bolon. Bagi masyarakat Batak, ini semacam kerbau yang sedang berdiri.
Pembangunan rumah tradisional ini dilakukan secara gotong royong. Bahan dasar dari kayu, menurut kepercayaan Batak, ada 3 bagian dalam rumah ini.
Bagian pertama atap (mencerminkan dunia dewa), bagian kedua lantai (mencerminkan dunia manusia) dan bagian ketiga adalah bawah rumah (mencerminkan dunia kematian).
4. Rumah Adat Sumatera Selatan (Limas)
Rumah Limas adalah prototype rumah tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan. Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah ini memiliki lantai bertingkat-tingkat (Bengkilas).
Bengkilas hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Para tamu, biasanya diterima diteras atau lantai kedua.
Untuk bahan rumahnya, kebanyakan luas rumah adat limas ini mencapai 400 – 1000 meter persegi, bahkan lebih. Didirikan diatas tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tahan air.
Dinding, pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sedangkan, rangka digunakan kayu seru. Setiap rumah, terutama dinding dan pintu diberi ukiran.
Di Indonesia penyebaran rumah ini tedapat di daerah Sumatera Selatan. Sedangkan, di Malaysia rumah limas banyak terdapat di Johor, Selangor dan Terengganu.
Kebanyakan, rumah limas Johor memiliki kolong, yaitu bagian bawah rumah berpagar dimana fungsinya untuk tempat menyimpan barang.
Rumah limas seperti ini biasanya lebih dikenal sebagai rumah baju kurung.
5. Rumah Adat Riau (Selaso Jatuh Kembar)
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar adalah rumah tradisional yang berasal dari Daerah Riau yang berupa balai selaso jatuh.
Balai atau rumah ini difungsikan sebagai tempat berkegiatan bersama, sebagai tempat pertemuan, tetapi tidak digunakan sebagai tempat tinggal pribadi.
Rumah selaso jatuh kembar dikenal juga sebagai balai penobatan, balirung sari, balai karapatan, dan lain sebagainya.
Dulu, bangunan ini sangat ramai karena kerap digunakan oleh warga untuk melaksanakan acara-acara adat lokal, seperti musyawarah, penobatan kepala adat atau upacara adat.
Namun, fungsi rumah tersebut telah digantikan oleh masjid. MasyaaAllah sekali bukan? Benar-benar harus bangga menjadi Indonesia.
6. Rumah Adat Kepulauan Riau (Belah Bubung)
Rumah Belah Bubung adalah rumah adat yang berasal dari kepulauan Riau yang berada di Indonesia. Rumah Belah Bubung juga dikenal dengan nama rumah bubung.
Konon, nama rumah ini diberikan oleh orang-orang asing yang datang ke Indonesia seperti Tiongkok dan Belanda. Rumah Bubung memiliki model yang sama dengan rumah panggung.
Katanya, proses pembangunan rumah juga tidak sembarangan karena harus melalui beberapa tahap yang dipercaya menghindari pemilik rumah dari kesialan.
Ukuran rumah juga tergantung dari kemampuan ekonomi dari sang pemilik rumah. Semakin besar menunjukan ekonomi menengah keatas, semakin kecil menunjukan menengah ke bawah.
7. Rumah Adat Jambi (Panggung)
Rumah Panggung adalah nama rumah adat yang berasal dari daerah Jambi. Rumah ini terbuat dari kayu, dan biasa dikenal rumah panggung kajang leko.
Rumah ini terbagi ke dalam 8 ruangan. Ruangan pertama bernama jogan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat anggota keluarga dan juga sebagai tempat menyimpan air.
Ruangan kedua adalah serambi depan yang berfungsi untuk menerima tamu lelaki. Ruangan ketiga adalah serambi dalam yang berfungsi sebagai kamar laki-laki.
Ruang keempat adalah amben melintang yang berfungsi sebagai kamar pengantin. Ruang kelima adalah serambi belakang yang sebagai ruang tidur anak perempuan yang belum menikah.
Ruang keenam digunakan untuk menerima tamu perempuan. Ruang ketujuh digunakan juga sebagai tempat penyimpanan air.
Ruang kedelapan adalah dapur memasak. Itulah tadi merupakan rumah panggung yang berasal dari Jambi salah satu kebudayaan Indonesia.
8. Rumah Adat Bangka Belitung (Rakit Limas)
Rumah Rakit Limas adalah rumah adat yang berasal dari Bangka Belitung. Rumah rakit limas banyak dikenal sebagai rumah tradisional dari Bangka Belitung.
Namun, secara garis besar, rumah adat di Bangka Belitung terdiri atas 3 jenis yaitu Rumah Rakit, Rumah Limas, dan Rumah Panggung.
Rakit dan limas yang menjadi bagian dari jenis rumah tradisional inilah yang kemudian dikenal sebagai rumah tradisional dari daerah ini.
Ketiga rumah diatas memiliki arsitektur yang berlainan namun diantara ketiganya memiliki persamaan. Ketiganya banyak menggunakan arsitektur dan adat Melayu pada bangunannya.
9. Rumah Adat Bengkulu (Bubungan Lima)
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat yang berasal dari provinsi Bengkulu. Rumah ini memiliki model seperti rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang.
Rumah ini bukanlah rumah tinggal seperti pada umumnya, biasanya dipakai untuk acara adat masyarakat Bengkulu. Rumah ini memiliki materi dasar dari kayu.
Kayu yang biasanya digunakan untuk rumah bubungan lima adalah kayu medang kemuning. Rumah ini dibuat tinggi agar menghindari serangan binatang liar dan juga dari bencana banjir.
Untuk memasuki rumah harus melewati tangga yang berjumlah ganjil sesuai kepercayaan. Rumah bubungan lima juga merupakan salah satu objek wisata untuk saat ini.
10. Rumah Adat Lampung (Nuwou Sesat)
Rumah Nuwou Sesat adalah rumah adat yang berasal dari Lampung yang berfungsi sebagai tempat pertemuan para purwatin (penyeimbang) saat mengadakan pepung adat (Musyawarah).
Karena itu rumah tradisional ini juga disebut Balai Agung. Bagian-bagian dari rumah tradisional ini adalah Anjungan yang merupakan serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil.
Pusiban sebagai tempat musyawarah resmi, Tetabuhan sebagai tempat menyimpan alat musik tradisional, Gajah Merem sebagai istirahat penyeimbang.
Dan, satu lagu ijan geladak adalah tangga masuk yang dilengkapi dengan atap. Atap rumah disebut Rurung Agung.
Untuk saat ini, rumah nuwou sesat tidak lagi menjadi ruang pertemuan tetua adat, melainkan sebagai tempat tinggal biasa.
11. Rumah Adat DKI Jakarta (Kebaya)
Rumah Kebaya merupakan sebuah nama rumah adat yang berasal dari suku Betawi. Disebut kebaya karena bentuk atapnya menyerupai pelana yang dilipat dan lipatan seperti lipatan kebaya.
Selain rumah kebaya, suku Betawi juga memiliki rumah tradisional lainnya, misal rumah gudang, rumah joglo, dan rumah panggung.
Ciri khas dari rumah ini adalah rumah memiliki teras yang luas yang berguna untuk menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga.
Dahulu sumur di buat di depan rumah dan pemakaman berada di samping rumah. Dan, dinding rumahnya terbuat dari panel yang dapat dibuka dan digeser.
12. Rumah Adat Jawa Barat (Sunda)
Rumah Sunda adalah rumah adat yang berasal dari Jawa Barat. Rumah Sunda ini yang memiliki bentuk rumah panggung yang tidak terlalu tinggi. Bagian depan terdapat tangga atau bisa disebut golodog.
Ia berfungsi sebagai sarana keluar masuk ke rumah, sedangkan pada bagian atapnya memiliki banyak jenis.
Beberapa atap yang sering digunakan adalah atap jolopong, badak heuay, perahu kemurep, buka pongpok, tegong anjing, jubleg, nangkup, dan juga apit gunting.
13. Rumah Adat Banten (Badui)
Rumah Badui adalah rumah adat yang berasal dari Banten yang dimiliki oleh suku Badui. Baduy/Bdui merupakan etnis adat suku Banten di Kabupaten Lebak, Banten.
Bisa juga disebut sebagai Julang Ngapak rumah tradisionalnya. Secara umum rumah ini hampir mirip seperti rumah panggung.
Bahan yang digunakan adalah bambu, ini merupakan simbol kesederhanaan dari masyarakatnya. Adapun keutamaan dari bangunan ini adalah fungsi perlindungan dan kenyamanan.
Selain itu, semangat kekeluargaan di suku Badui masih sangat kental, sehingga pembangunan rumah tradisional Badui melibatkan warga sekitar dengan cara gotong royong.
14. Rumah Adat Jawa Tengah (Joglo)
Rumah Joglo adalah rumah adat yang berasal dari Jawa Tengah dimana rumah ini memiliki beberapa bagian ruangan yang ada di dalamnya. Rumah ini adalah kebanggan suku jawa.
Ada ruang pendopo yang digunakan sebagai ruang tamu, biasanya pendopo ini berada di depan rumah sebagai ruang terbuka.
Ruang pringgitan atau samping, sebagai jalan akses keluar masuk kedalam rumah. Dan, ruang dalem, yang merupakan ruang utama yang berada di dalam rumah.
Ruang sentong yang digunakan sebagai ruang penyimpanan, Ruwang gandok tengen serta ruang dendok kiwo, sebagai ruang tidur keluarga di dalam rumah.
15. Rumah Adat DI Yogyakarta (Bangsal Kencono)
Rumah Adat Bangsal Kencono adalah rumah tradisional berbentuk Joglo dan merupakan rumah ada khas Kerajaan Mataram atau Keraton Yogyakarta.
Bangsal Kencono merupakan bangunan pendopo yang merupakan rumah tradisional yang dibangun di kawasan Keraton Yogyakarta.
Sementara rumah joglo adalah rumah tradisional Jawa Tengah yang eksis sejak jaman kerajaan. Rumah bangsal kencono merupakan rumah yang memili halaman luas.
Di depan bangsal kencono ada dua patung batu Gupolo, dua raksasa yang memegang gada sejenis alat pemukul.
16. Rumah Adat Jawa Timur (Situbondo)
Rumah Joglo Situbondo merupakan rumah adat joglo yang berasal dari Jawa Timur. Meskipun namanya joglo, rumah tradisional ini berbeda dengan rumah tradisional Joglo di Jawa Tengah.
Keduanya memiliki beberapa kemiripan. Kegunaan rumah ini adalah sebagai rumah tempat tinggal, namun ada juga yang memanfaatkannya sebagai peninggalan bersejarah.
Hal ini dikarenakan rumah ini kental dengan budaya nenek moyang di masa lalu. Sinkretisme agama dan kepercayaan kejawen memberikan pengaruh terhadap tata ruangnya.
17. Rumah Adat Bali (Gapura Candi Bentar)
Rumah Gapura Candi Bentar adalah rumah adat yang berasal dari Bali. Sejatinya merujuk pada bangunan gapura yang menjadi gerbang rumah-rumah tradisional Bali.
Gapura tersebut terdiri dari buah candi yang serupa dan sebangun dan membatasi sisi kiri dan sisi kanan pintu masuk ke pekarangan rumah.
Gapura-gapura tersebut tidak memiliki atap penghubung pada bagian atasnya sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung dibagian dalam oleh anak tangga.
Gapura ini adalah perwujudan bangunan yang berfungsi untuk masuk-keluar dari satu sisi ke sisi lain. Awalnya, Gapura ini dibangung sesuai keadaaan jaman dulu di Pura.
Karena, tidak ditemukan adanya Candi Bentar di perumahan masyarakat kebanyakan.
18. Rumah Tradisional NTB (Istana Sultan Sumbawa)
Istana Sultan Sumbawa juga dikenal dengan nama Istana Dalam Loka terletak di Sumbawa Besar. Ini dibangun untuk menggeantikan Istana Bala Sawo.
Istana ini dibangun dalam kurun waktu 9 bulan 10 hari oleh Mas Madinah Daeng Raja Dewa. Awalnya, ini difungsikan sebagai kediaman raja.
Fungsi ini berubah sejak dibangunnya istana abru pada tahun 1932. Kini, Istana ini berfungsi menjadi cagar budaya yang mengingatkan jika pernah ada kerajaan berjaya pada jamannya.
19. Rumah Tradisional NTT (Musalaki)
Rumah Musalaki adalah rumah adat yang banyak dijumpai di Provinsi NTT. Ini menjadi sebuah lambang dari provinsi tersebut.
Rumah tradisional ini merupakan tempat tinggal khusus bagi kepala suku dari beberapa suku di Provinsi NTT. Karena sudah menjadi lambang, kebanyakan pemerintahan mengadopsi konsep Musalaki.
Serta, beberapa wilayah umum sudah dihuni menggunakan rumah ini.
20. Rumah Adat Kalimantan Barat (Panjang)
Rumah Panjang adalah rumah adat daerah Kalimantan Barat. Rumah Panjang adalah ciri khas dari masyarakat Dayak yang tinggal di daerah Kalimantan Barat.
Hal ini dikarenakan rumah panjang adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Rumah panjang merupakan pusat kehidupan masyarakat Dayak.
Saat ini, rumah panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlah sedikit. Beberapa rumah panjang dihancurkan karena dicurigai menganut paham komunis.
Rumah panjang di Kalimantan Barat identik dengan yang ada di Kalimantan Tengah. Karena letak geografi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang sangat berdekatan.
Keduanya itu sama-sama dikenal dengan nama Rumah Betang.
21. Rumah Adat Kalimantan Tengah (Betang)
Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan di masyarakat Dayak. Kebanyakan juga menjadi pusat permukiman suku Dayak.
Ciri-ciri rumah betang yaitu berbentuk panggung dan memanjang. Panjangnya bisa mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter.
Memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Setiap rumah betang dihuni oleh 100-150 jiwa, Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku.
Karena, selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang.
22. Rumah Adat Kalimantan Selatan (Banjar)
Rumah Banjar atau rumah baanjung adalah rumah tradisional suku Banjar yang memiliki sayap bangunan menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama.
Walau ada beberapa jenis rumah banjar yang tidak beranjung, namun anjung tetap menjadi ciri khas rumah tradisional banjar.
Sebagaimana arsitektur tradisional lain, rumah banjar memiliki perlambang, penekanan pada atap, ornamental, dekoratif, dan simetris.
23. Rumah Adat Kalimantan Timur (Lamin)
Rumah Lamin adalah rumah adat dari Kalimantan Timur. Rumah Lamin adalah identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.
Rumah Lamin mempunyai panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi kurang lebih 3 meter. Rumah Lamin juga dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dari sambung menyambung.
Rumah ini dapat ditinggal oleh beberapa keluarga karena ukuran rumah yang cukup besar, bisa dihuni oleh 12-30 keluarga.
Kurang lebih daya tampungnya adalah 100 orang. Tahun 1967, rumah Lamin diresmikan oleh pemerintah Indonesia.
24. Rumah Adat Kalimantan Utara (Baloy)
Rumah Baloy adalah rumah adat Kalimantan Utara yang merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur dari masyarakat Tidung.
Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai kebudayaan dan model rumah tradisional sendiri. Walaupun roemah tradisional masih menggunakan sejumlah tiang tinggi, namun terlihat modern dan modis.
Diduga rumah tradisional ini adalah hasil pengembangan arsitektur Dayak dari Rumah Panjang (Lamin) seperti yang dihuni oleh suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.
25. Rumah Adat Sulawesi Utara (Pewaris)
Rumah Pewaris adalah rumah adat daerah Minahasa. Minahasa dikenal dengan nama Tanah Malesung yang merupakan daerah Semenanjung persinggahan Bangsa Portugis dan Spanyol.
Rumah pewaris juga dijadikan sebagai tempat penyimpanan hasil panen warga setempat. Rumah tersebut mirip dengan rumah panggung.
Pembuatan rumah panggung pada zaman dahulu bertujuan menghindari serangan musuh dan binatang buas. Rumah pewaris memiliki 26 tiang penyangga yang menggunakan bahan kayu pada lantai 1 (kayu/beton).
26. Rumah Adat Sulawesi Barat (Boyang)
Rumah Boyang merupakan rumah adat yang berasal dari Provinsi Sulawesi Barat.
Rumah Boyang memiliki gaya arsitektur yang unik, berbentuk rumah panggung yang tersusun dari material kayu dan ditopang tiang-tiang penyangga.
Rumah ini menjadi tempat tinggal Suku Mandar yang merupakan suku asli dari Sulawesi Barat.
27. Rumah Adat Sulawesi Tengah (Tambi)
Rumah Tambi adalah rumah adat yang berasal dari Sulawesi Tengah dimana berbentuk panggung yang atapnya sekaligus berguna sebagai dinding.
Rumah Tambi merupakan rumah bagi suku Kaili dan suku Lore yang umumnya merupakan rumah penduduk setempat serta beberapa wilayah Sulawesi Tengah menjadikan rumah ini sebagai rumah kepala adat.
Rumah tambi untuk kepala adat jumlah tangganya ganjil dan jumlah anak tangga genap biasanya untuk penduduk biasa.
Alas rumahnya terdiri dari balok-balok yang disusun, sedangkan pondasinya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik dari daun rumbia dan daun bambu yang dibelah dua.
28. Rumah Adat Sulawesi Tenggara (Istana Buton)
Istana Sultan Buton didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali pengikat ataupun paku, dapat berdiri dengan kokoh dan megah diatas sandi yang menjadi landasan dasarnya.
Rumah adat buton merupakan bangunan diatas tiang, dan seluruh bahannya dari kayu. Bangunannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai.
Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin ke atas makin kecil ruangannya.
Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya, melainkan memakai pasak atau paku kayu.
29. Rumah Adat Sulawesi Selatan (Tongkonan)
Rumah Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu. Di bagian depan ada deretan tanduk kerbau.
Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur, berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama).
Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat. Di depan Tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang’.
Tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga). Saat ini sebagian sudah dicor, di depan lumbung ada berbagai ukiran, antara lain gambar ayam dan matahari (simbol menyelesaikan perkara).
30. Rumah Tradisional Gorontalo (Dulohupa)
Rumah Dulohupa adalah rumah adat asal Gorontalo. Penduduk Gorontalo menyebut Dulohupa dengan nama Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo.
Dulohupa memiliki bentuk rumah panggung dengan badan terbuat dari papan dan struktur atapnya bernuansa daerah Gorontalo.
Sebagai lambang dari rumah tradisional Gorontalo, Dulohupa memiliki hiasan berupa pilar-pilar kayu, sedangkan sebagai simbol tangga adat disebut Tolitihu (disebelah kanan dan kiri rumah).
Saat ini Dulohupa dilengkapi taman bunga, bangunan penjualan cendera mata, serta bangunan yang menyimpan kereta kerajaan yang disebut Talanggeda.
31. Rumah Adat Maluku dan Maluku Utara (Balieo)
Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara. Rumah Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi penting bagi masyarakat.
Rumah Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, upacara adat dan balai warga.
Ciri utama rumah Baileo adalah ukurannya besar, dan memiliki bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan rumah-rumah lain di sekitarnya.
32. Rumah Adat Papua Barat (Mod Aki Aksa)
Rumah Mod Aki Aksa adalah rumah tradisional yang berasal dari Papua Barat dan Teluk Cenderawasih. Bangunan ini menyerupai kaki seribu.
Rumah ini memiliki sedikit kemiripan dengan rumah panggung dan atap yang lebih modern. Di samping itu, rumah ini memiliki banyak ventilasi udara dan lubang cahaya.
33. Rumah Adat Papua (Honai)
Rumah Honai adalah rumah adat suku Papua yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela.
Tujuannya adalah untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua.
34. Rumah Adat Teluk Cenderawasih (Lgkojei)
Rumah Lgkojei adalah rumah yang berasal dari suku wamesa yang berada di Teluk Cenderawasih. Rumah ini hampir mirip dengan rumah mod aki aksa.
Persamaan kaki rumah memiliki banyak penyangga. Jadi, rumah ini juga merupakan rumah yang berbentuk rumah kaki seribu.
Itulah tadi merupakan gambar rumah adat dan nama-nama rumah adat dari 35 Provinsi di Indonesia yang sudah kami jabarkan.
Anda harus mengetahuinya, meskipun keterbatasan melihat hanya dari photo saja. Semoga artikel yang kami dosenmuda.id berikan dapat bermanfaat!
Originally posted 2021-12-28 19:53:06.