Sejarah Kerajaan Kutai adalah salah satu pembahasan sejarah Indonesia yang sangat populer. Merupakan salah satu kerajaan yang sangat menguasai area kutai kartanegara.
Ya, sejarah Kerajaan Kutai adalah bagian yang penting yang berpengaruh pada perkembangan masyarakat Nusantara yang nantinya menjadi cikal bakal dari Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Kutai adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia selain Majapahit dan Sriwijaya.
Kerajaan ini terletak di Kutai, yakni sebuah wilayah di Kalimantan Timur. Dalam pembahasan sejarah dijelaskan bahwa Kutai adalah salah satu kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di Indonesia.
Tidak hanya sebagai kerajaan yang tertua, Kutai juga termasuk kerajaan terkuat dan meninggalkan cukup banyak peninggalan yang tetap bisa dilihat hingga saat ini.
Daftar Isi Artikel
Sejarah Singkat Kerajaan Kutai
Sebagaimana disinggung sebelumnya, Kutai adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada abad 5M.
Bukti pendirian Kutai pada abad tersebut adalah ditemukannya tujuh buah prasasti Yupa. Nah, kerajaan ini terletak di Muara Kaman, dekat Kota Tenggarong, Kalimantan Barat.
Letaknya yang dekat dengan hulu Sungai Mahakam membuat wilayah Kutai termasuk wilayah yang subur dan banyak ditanami berbagai jenis tanaman.
Sumber sejarah utama dari Kutai memang merupakan prasasti tujuh Yupa tersebut.
Ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, prasasti tersebut menjelaskan tentang beberapa hal terkait Kerajaan Kutai, seperti raja pertama yang bernama Kudungga.
Sistem Kerajaan Kutai
Dalam catatan sejarah Kerajaan Kutai dijelaskan bahwa Kutai termasuk salah satu kerajaan yang memiliki tata kelola pemerintahan yang cukup baik.
Beberapa sektor pemerintahan diatur sedemikian rupa sehingga kerajaan ini bisa berkembang dengan cukup pesat.
Adapun beberapa sektor dan penataan pemerintahan yang dijalankan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Politik
Kutai termasuk salah satu kerajaan yang memiliki kekuatan politik yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengaruh kuat dari raja pada rakyatnya.
Selain itu, kepemimpinan Kutai tidak dipimpin oleh seorang kepala suku sebagaimana umumnya masyarakat Kalimantan pada waktu itu melainkan oleh seorang raja.
Dalam pemerintahannya, raja juga sudah memberlakukan beberapa aturan kerajaan untuk masyarakat yang tinggal.
Dalam prasasti yang ditemukan diceritakan bagaimana aturan kerajaan dibuat dengan sangat baik dan dijalankan dengan baik pula oleh masyarakat.
2. Bidang Ekonomi
Penjelasan terkait sejarah Kerajaan Kutai memperlihatkan posisi Kutai sebagai salah satu kerajaan yang strategis untuk jalur perdagangan.
Bidang ekonomi kerajaan dibangun dengan menjalin perdagangan dengan bangsa China dan India. Hal ini dikarenakan Kutai termasuk jalur lalu lalang dan singgah dari para pedagang luar.
Tidak hanya itu, jika dilihat dari segi ekonomi, Kutai adalah kerajaan yang sangat makmur dan kaya.
Dalam prasasti sebagai bukti sejarah Kerajaan Kutai dijelaskan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan harta berupa minyak dan 20.000 ekor sapi pada Brahmana.
Bukti ini juga memberikan dugaan bahwa rakyat Kutai mengelola peternakan untuk aktivitas ekonominya.
3. Bidang Budaya
Dalam bidang budaya, Kutai bisa dikatakan sebagai salah satu kerajaan yang maju. Hal ini dikarenakan kerajaan ini sudah mendapatkan pengaruh Hindu dalam aktivitasnya.
Adanya pengaruh agama membuat masyarakat Kutai hidup cenderung lebih teratur. Misalnya saja ada upacara pemberkatan untuk mereka yang memeluk Hindu.
Tidak hanya itu, budaya belajar juga sudah dilakukan oleh Kutai.
Dalam catatan sejarah Kerajaan Kutai, ada banyak kaum Brahmana yang memiliki intelektual tinggi, mengajarkan banyak hal-hal tentang kehidupan pada masyarakat Kutai.
Raja-Raja Kerajaan Kutai
Dalam perjalanan pemerintahan Kerajaan Kutai, ada cukup banyak raja yang memerintah.
Adapun raja-raja berpengaruh dan memerintah Kutai dalam kurun waktu tertentu adalah sebagai berikut:
- Maharaja Kudungga
- Maharaja Asmawarman
- Maharaja Mulawarman
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Nala Parana Tungga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa Warman
- Maharaja Guna Parana Dewa Warman
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa Warman
- Maharaja Mulia Putera Warman
- Maharaja Nala Pandita Warman
- Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
- Maharaja Dharma Setia Warman.
Salah satu raja terbesar Kutai menurut catatan sejarah adalah Mulawarman.
Hal ini dikarenakan ia memberikan sumbangan yang besar berupa 20.000 ekor sapi yang merupakan jumlah terbanyak dan tidak bisa disamai pada waktu itu.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai
Kehidupan ekonomi di kutai disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan menghadiahkan 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana.
Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan dagang.
Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Kutai
Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara Raja Mulawarman dengan Kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam Yupa.
Bahwasanya Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada Kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara.
Istilah Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.
Dalam kehidupan budaya Kerajaan Kutai sudah maju, Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan yang disebut Vratyastoma.
Pada masa Mulawarman upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta Brahmana dari orang Indonesia asli.
Adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sanskerta.
Kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara
Dalam catatan sejarah Kerajaan Kutai, kejayaan kerajaan ini berada dalam pemerintahan Maharaja Mulawarman. Ia merupakan anak dari Aswawarman dan cucu dari raja pertama Kudungga.
Hal ini dikarenakan dalam masa pemerintahannya, Kutai berhasil menjadi kerajaan yang turut aktif dalam perdagangan.
Raja Mulawarman juga termasuk raja yang royal dan bijaksana kepada masyarakat. Ia sering membagikan kekayaan pada warga miskin agar kehidupannya sejahtera.
Tidak hanya itu, ia juga termasuk raja yang dekat dengan pemuka agama dan merupakan pemeluk agama yang taat.
Dengan ketaatannya inilah ia mampu memerintah kerajaan dengan baik hingga bisa memberikan hadiah berupa 20.000 ekor sapi pada Brahmana.
Pada masa pemerintahan ini, relatif tidak banyak pemberontakan.
Sejarah Runtuhnya Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kutai mencatat bahwa keruntuhan kerajaan terjadi ketika pemerintahan dipegang oleh Maharaja Dharma Setia.
Ia tewas dalam peperangan dengan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Ia merupakan Raja Kutai Kertanegara –yang berbeda dengan Kutai yang dibahas, ke 13.
Akibat kekalahan ini, Kutai mengalami krisis yang luar biasa. Akhirnya, kerajaan tidak mampu mempertahankan eksistensi yang sudah terbangun selama berabad lamanya.
Kekalahan tersebut mengubur nama besar Kutai selamanya.
Peninggalan – Peninggalan Kerajaan Kutai
Cukup banyak peninggalan yang tercatat dalam sejarah Kerajaan Kutai. Beragam peninggalan tersebut bisa dijadikan bukti yang kuat terkait eksistensi dari kerajaan ini.
Dari peninggalan tersebut, banyak diantaranya yang masih bisa dinikmati hingga saat ini meskipun sudah berumur ratusan tahun.
Adapun beberapa peninggalan dari Kutai adalah sebagai berikut:
a. Ketopong Sultan Kutai
Ini adalah salah satu peninggalan paling penting yang tercatat dalam sejarah Kerajaan Kutai. Ketopong ini merupakan mahkota dari raja. Bahan mahkota adalah emas murni dengan berat hampir 2 kg.
b. Kalung uncal
Kalung uncal adalah sebuah kalung yang dibuat dengan bahan emas. Kalung ini memiliki berat sekitar 170 gram dan di permukaan liontin kalung terdapat relief tentang kisah Ramayana.
Menurut catatan sejarah, hanya ada dua buah kalung uncal di dunia, salah satunya adalah milik Kutai.
c. Kalung Ciwa
Kalung Ciwa merupakan peninggalan penting Kutai yang berasal dari zaman pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Hingga saat ini, kalung ini masih digunakan keluarga Kerajaan Kutai.
d. Pedang Sultan Kutai
Pedang ini dibuat dengan bahan emas padat. Di bagian gagang pedang terdapat ukiran harimau yang bersiap menerkam musuh dan mangsanya.
e. Tali Juwita
Tali juwita adalah peninggalan kerajaan kutai yang menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu) yang dimiliki sungai mahakam.
Tali juwita terbuat dari benang yang banyaknya 21 helai dan biasanya digunakan dalam upacara adat Bapelas.
f. Keris Bukit
Keris bukit adalah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu.
g. Kelambu Kuning
Ada beberapa benda peninggalan kerajaan yang dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat ada. Benda ini ditempatkan dalam kelambu kuning untuk menghindari tuah dan bala yang bisa ditimbulkannya.
h. Singgasana Sultan
Singgasana sultan merupakan peninggalan sejarah kerajaan kutai yang masih tetap terhjaga hingga kini. Benda tersebut terletak di Museum Mulawarman.
i. Meriam Kerajaan Kutai
Meriam kerajaan kutai memiliki 4 yang kini masih terjaga dengan rapi. Keempat meriam tersebut bernama sapu jagat, meriam gentar bumi, meriam aji entong dan meriam sri gunung.
Nah, demikian beberapa ulasan terkait sejarah Kerajaan Kutai. Sejarah tersebut menjelaskan betapa kayanya Indonesia atau Nusantara pada waktu itu.
Banyaknya kerajaan yang berdiri sebenarnya membuktikan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang sudah berbudaya sejak dulu kala. Hanya saja, distorsi sejarah membuat informasi yang sampai ke telinga menjadi berbeda.
Demikian dari kami dosenmuda.id semoga bermanfaat penjelasannya! Terimakasih telah berkunjung. Pahami juga kerajaan singosari dan kerajaan sriwijaya.
Originally posted 2022-03-28 13:06:27.