Teks Cerita Sejarah adalah teks bacaan yang mana isinya berhubungan dengan penjelasan dari suatu fakta yang telah berlangsung di masa lampau.
Pada dasarnya sejarah disusun sebagai sebuah cerita yang diturunkan dari 1 generasi ke generasi lainnya. Teks cerita sejarah ini dimuat menjadi sebuah karya tulis.
Penulisan sejarah memang harus dalam bentuk narasi cerita. Tujuannya agar orang yang mempelajarinya bisa menginterpretasikannya.
Lalu ada juga karangan yang punya latar belakang tema sejarah. Anda bisa menjumpainya dalam novel-novel sejarah.
Novel ini bisa dibilang fiksi atau berdasarkan kisah sejarah yang memang benar terjadi. Lalu, apa perbedaan cerita sejarah dengan novel sejarah?
Daftar Isi Artikel
- Pengertian Teks Cerita Sejarah
- Struktur Teks Cerita Sejarah
- Fungsi Teks Cerita Sejarah
- Ciri – Ciri Teks Cerita Sejarah
- Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
- Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
- Perbedaan Teks Cerita Sejarah dan Novel Sejarah
- Unsur – Unsur Teks Cerita Sejarah
- Jenis – Jenis Teks Cerita Sejarah
- Cara Menulis Teks Cerita Sejarah
- Contoh Teks Cerita Sejarah
Pengertian Teks Cerita Sejarah
Sejarah adalah sebuah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun” dengan arti pohon kayu.
Sejarah dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “History” yang ternyata berasal dari bahasa Yunani kuno “Historia”.
Secara umum, teks cerita sejarah merupakan teks yang menceritakan kejadian masa lampau dan memiliki nilai sejarah. Cerita sejarah sendiri memiliki nilai-nilai penting yang harus kita ketahui.
History atau Historia punya arti “hal yang diketahui karena sebuah penyelidikan”. Karena itulah sejarah dikenal pula dengan ilmu yang didapatkan dari hasil penyelidikan kejadian-kejadian masa lalu. Sejarah juga bisa diartikan sebagai peristiwa yang dapat diketahui dari hasil penyelidikan.
Lalu bagaimana dengan cerita sejarah? Apakah karya ini merupakan karangan fiksi? Ternyata teks cerita sejarah adalah sebuah “kisah imajinasi”.
Tapi bukan berarti kisah imajinasi ini sepenuhnya fiktif. Kisah ini ditulis berdasarkan tokoh dan latar belakang yang nyata terjadi pada masa lampau.
Tokoh sejarah atau fakta sejarah yang digunakan dalam karangan ini hanya sebagai setting latar belakang saja. Unsur sejarah ini juga dipadukan dengan beberapa plot lainnya.
Tapi tak menutup fakta bahwa cerita sejarah ini dibuat atas dasar atau terinspirasi dengan kejadian sejarah masa lampau.
Struktur Teks Cerita Sejarah
Cerita sejarah banyak dijadikan tema berbagai karya misalnya cerpen dan novel. Karya yang paling banyak memuat latar belakang peristiwa sejarah biasanya adalah novel-novel dari penulis terkenal.
Mereka membuat setting waktu pada masa lampau dengan bumbu imajinasi dan konflik.
Saat Anda ingin membuat sebuah cerita sejarah, maka Anda harus paham dan menerapkan struktur baku dari karya tersebut. Apa saja struktur bakunya? Berikut struktur teks cerita sejarah secara umum:
1. Orientasi atau Eksposisi
Maksud dari bagian orientasi adalah pembuka dari sebuah karya teks cerita sejarah. Pada awal karangan harus ada bagian yang memperkenalkan setting waktu, lokasi, tempat, hingga awal mula kejadian yang nantinya akan mendasari cerita.
Pada bagian orientasi ini juga dijelaskan siapa saja tokoh utama dan pembantu. Mereka diperkenalkan dengan implisit atau eksplisit sesuai kebutuhan.
Kemudian pada bagian ini juga mulai diperlihatkan hubungan antara 1 tokoh dengan tokoh lainnya.
2. Awal Mula Peristiwa
Bagian ini dikenal juga dengan istilah pengungkapan peristiwa. Pada bagian ini penulis harus bisa menuturkan bagaimana awal mula kejadian terjadi.
Maksudnya kejadian tersebut adalah sesuatu yang amat genting hingga berpotensi menimbulkan konflik.
Konflik terutama yang diceritakan adalah apa yang dialami oleh sang tokoh utama. Perlu diingat bahwa dalam karya cerita sejarah ini, tokoh utama adalah seorang protagonis.
Tokoh antagonis dan protagonis pendukung juga ada untuk menyempurnakan alur cerita.
3. Konflik
Konflik karya cerita sejarah ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah rising action. Pada bagian ini, penulis harus bisa menyajikan konflik yang menarik di mata pembaca.
Konflik adalah hal-hal yang menyebabkan pertikaian, peristiwa pilu, kesedihan, dan kesulitan pada tokoh utama.
Pada bagian rising action, konflik mulai muncul dan intensitasnya terus meningkat. Semakin lama, pembaca akan disuguhkan pada konflik yang dalam bayangan mereka tidak akan ada habisnya.
Konflik pada tokoh utama semakin kompleks.
4. Puncak dari Konflik (Klimaks)
Puncak konflik atau komplikasi adalah titik dimana semua konflik sudah mencapai level tertinggi. Pada puncak konflik, cerita harus sangat mendebarkan dan menghebohkan. Para tokoh saling terhubung dalam konflik panas.
5. Tahap Penyelesaian
Penyelesaian atau resolusi berada di akhir karya cerita sejarah. Pada bagian penyelesaian, tokoh utama mulai mendapatkan celah untuk menghadapi dan menyelesaikan semua konflik yang terjadi pada dirinya.
Pada tahap ini bukan berarti semua tokoh akan mendapatkan penyelesaian yang bagus. Ada juga tipe penyelesaian yang berupa nasib buruk atau sikap yang dipilih oleh tokoh tersebut.
Bentuk penyelesaian ini bisa dijelaskan secara jelas oleh penulis, tapi bisa juga diisyaratkan saja.
6. Koda
Koda adalah bagian penutup dari karya cerita sejarah. Pada bagian koda, seorang penulis bisa membuat narasi berisi nasehat atau amanat.
Tapi kalimatnya tidak ditulis secara jelas. Justru koda yang baik dari cerita sejarah adalah amanat yang bisa diinterpretasikan sendiri oleh pembacanya.
Bagian koda tidak wajib ada dalam sebuah karya cerita sejarah. Bahkan banyak penulis yang tidak menyematkan koda pada karyanya.
Tapi beberapa penulis menggunakan bagian koda menjadi semacam teaser atau cuplikan bagi karya atau seri berikutnya dari sebuah novel yang ditulisnya.
Fungsi Teks Cerita Sejarah
Adapun fungsi atau kegunaan teks cerita sejarah adalah sebagai berikut:
- Menginspirasi banyak pihak untuk membuat karya sastra dalam berbagai bentuk.
- Meningkatkan kemampuan analitis seorang penulis.
- Membantu mencari bukti sejarah peradaban dunia.
- Mengetahui mimpi para tokoh di masa lalu dan merealisasikannya di masa kini dengan bantuan karya sastra.
- Meningkatkan rasa persatuan.
- Membantu pembaca melihat sejarah dan dunia dari berbagai sudut pandang.
- Memunculkan rasa empati dan simpati pada generasi penerus.
- Menambah pengetahuan dan kosakata baru bagi pembaca.
- Menjadi bahan materi untuk berpikir kritis.
Ciri – Ciri Teks Cerita Sejarah
Sebuah cerita sejarah umumnya mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
- Bentuk teksnya berupa cerita ulang.
- Cerita disajikan berdasarkan kronologis peristiwa.
- Strukturnya terdiri dari orientasi, urutan peristiwa, dan terakhir reorientasi.
- Banyak menggunakan konjungsi jenis temporal.
- Isinya sebagian adalah fakta.
1. Teks Prosedur
2. Teks Eksposisi
3. Teks Cerita Fiksi
4. Teks Autobiografi
5. Teks Rekaman Percobaan
6. Teks Tantangan
7. Teks Cerita Rakyat
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Jika Anda ingin menulis cerita sejarah, maka jangan lupakan bahasa yang digunakan. Ini biasa Anda sebut dengan tata acara atau aturan umum dalam sebuah cerita sejarah.
Meskipun karya sastra kini sudah beragam bentuk, tapi ada kaidah kebahasaan yang wajib digunakan dalam sebuah teks cerita sejarah yaitu:
1. Kata Lampau
Anda pasti paham jika karya sastra dengan tema cerita sejarah pasti mengambil setting waktu di masa lampau. Nah, bahasa yang digunakan pun sering bermakna masa lalu. Misalnya “Gajah Mada berhasil menguasai nusantara”.
2. Konjungsi Waktu
Cerita sejarah juga ditandai dengan banyaknya penggunaan kata konjungsi waktu. Misalnya saja awal mula, mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu, sejak saat itu, dan lain-lain.
3. Kata Kerja Material
Pada karya sastra ini juga ditemukan banyak sekali penggunaan kata kerja material. Kata kerja tipe ini berbentuk suatu tindakan yang benar-benar dilakukan oleh seseorang.
Misalnya saja menembak, memanah, mendayung, memahat, mendaki, dan lain sebagainya.
4. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung banyak digunakan dalam teks cerita sejarah. Bentuknya beragam misalnya saja menurut dia, menurut mereka, diceritakan bahwa, menceritakan bahwa, menuturkan, mengatakan bahwa, dan lain-lain.
5. Kata Kerja Mental
Maksudnya adalah penggunaan kata kerja yang bersifat hanya ada dalam kepala atau pikiran si tokoh. Kata kerja ini bukan hanya bisa digunakan oleh tokoh utama, tapi semua tokoh bisa menggunakannya.
Contohnya: memikirkan, membayangkan, mendambakan, atau menganggap.
6. Dialog
Cerita sejarah yang bagus pasti menggunakan banyak dialog antar tokoh. Percakapan antar tokoh dalam karya sastra ini bisa semakin menghidupkan atmosfer bagi pembaca.
7. Kata Sifat
Kata sifat ini biasa digunakan dalam karangan cerita sejarah. Kata sifat bisa menggambarkan karakter sebuah tokoh, misalnya baik, jahat, segan, pemalas, rajin, pandai.
Kemudian ada juga kata sifat untuk mendeskripsikan tempat dan suasana misalnya mencekam, ramai, menakutkan.
Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
Apa saja perbedaan antara sejarah fiksi dan sejarah non fiksi? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Sejarah Fiksi
Sejarah fiksi semuanya tidak dapat dibuktikan dengan situs-situs atau peninggalan masa lampau. Karya ini ada yang turun temurun dituturkan.
Tapi ada juga hasil karya kontemporer dari para sastrawan dengan latar belakang masa lalu. Beberapa jenis karya sejarah fiksi antara lain:
- Sejarah fiksi bisa berupa novel ataupun cerpen.
- Novel ditulis oleh seorang novelis. Isinya berupa karya fiksi yang ditulis dalam bentuk cerita naratif panjang.
- Cerpen atau cerita pendek ditulis oleh seorang cerpenis. Isi ceritanya dibuat kompak, padat, dan langsung mengarah ke tujuan cerita.
- Legenda adalah sebuah cerita rakyat yang didongengkan turun temurun. Sebagian orang menganggap legenda dulunya benar-benar terjadi. Ada juga yang beranggapan legenda hanyalah cerita fiksi semata.
- Roman adalah kisah percintaan pada masa lampau. Roman menuliskan kisah menurut sifat-sifat karakter dalam karya tersebut. Roman ditulis dalam bentuk prosa. Salah satu jenis roman yang terkenal di dunia adalah Romeo and Juliet.
2. Sejarah Non Fiksi
Berbeda 180 derajat dengan sejarah fiksi, penulisan sejarah non fiksi 100% harus melalui analisa dan penelitian mendalam.
Sejarah ini ditulis benar-benar berdasarkan fakta masa lampau yang berhasil dibuktikan. Apa saja jenis sejarah non fiksi?
- Otobiografi adalah karya mengenai kisah hidup yang ditulis oleh pelakunya sendiri.
- Biografi adalah kisah hidup seseorang yang dituliskan oleh orang lain.
- Cerita perjalanan merupakan sebuah karangan runtut mengenai alur perjalanan seseorang atau tokoh terkenal.
- Catatan sejarah adalah sebuah teks yang menguraikan fakta dan kronologi kejadian masa lampau yang bernilai sejarah.
Perbedaan Teks Cerita Sejarah dan Novel Sejarah
Sebelum mengenal apa perbedaan kedua istilah tersebut, Anda harus tahu apa pengertian mendasar dari teks sejarah.
Teks cerita sejarah dan teks sejarah jelas berbeda. Teks sejarah adalah karya yang dibuat untuk mendeskripsikan kejadian sejarah di masa lampau.
Deskripsi ini tentunya memuat unsur faktual, bukan karangan fiksi semata. Karya ini bertujuan untuk menyampaikan fakta sejarah kepada generasi penerusnya.
Tapi penulisannya dibuat prosa non fiksi. Kisah sejarah ini juga ditulis dengan gaya sastra untuk membangkitkan minat pembaca.
Berbeda dengan teks sejarah, novel sejarah sudah pasti fiksi. Cerita ini ditulis atas dasar latar belakang sejarah di suatu masa.
Mereka membuat tokoh yang ada di latar waktu sejarah tersebut terjadi. Bisa juga mereka menggunakan tokoh sejarah yang benar-benar ada, tapi dengan bumbu fiksi khas novel.
Lebih lanjut, perbedaan dua karya tersebut bisa dirangkum dalam beberapa poin berikut ini:
1. Plot Cerita
Teks sejarah wajib menuliskan hal-hal yang faktual terjadi pada masa lampau. Sedangkan novel sejarah bebas menggunakan imajinasi untuk menciptakan plot yang tak pernah ada di kehidupan nyata.
2. Fakta
Teks sejarah harus ditulis oleh sejarawan yang benar-benar ahli. Teks sejarah ditulis sesuai fakta yang ada tanpa ditambah atau dikurangi.
Sedangkan novel sejarah bebas menggunakan imajinasi penulisnya untuk membuat konflik antar tokoh semakin menarik, tapi masih terkait dengan sejarah.
3. Hubungan antar Fakta
Fakta sejarah yang terpecah-pecah harus dihubungkan dengan metode ilmiah. Caranya dengan Teknik topografis atau kronologis.
Sedangkan pada novel sejarah, antara 1 kejadian dengan kejadian lain adalah murni kreativitas penulis yang dihubungkan dengan situasi sejarah.
4. Pembuktian
Teks sejarah yang ditulis harus bisa dibuktikan kebenaranya dengan eksistensi masa lampau. Misalnya penulisan peradaban Borobudur yang harus sesuai dengan temuan candinya.
Semua hal yang ditulis harus punya bukti dari masa lampau. Sedangkan pada novel sejarah, alur cerita tidak terikat sepenuhnya dengan sejarah.
Penulis novel hanya mencuplik sedikit latar belakang sejarah atau menjadikannya sebagai plot dasar. Penulis tidak butuh bukti konkret untuk membuktikan plot novel yang ditulisnya.
5. Subyek dan Obyek
Pada teks sejarah, penulis terikat sepenuhnya dengan apa, siapa, dimana, dan kapan. Pola hubungan antara 1 tokoh atau objek sejarah harus jelas dan sesuai dengan kenyataan konteks pada masa tersebut.
Berbeda lagi dengan novel sejarah. Sastrawan bisa membuat tokoh imajinatif dengan kondisi masyarakat yang imajinatif.
Hanya saja, kondisi waktu, tempat, dan latar belakang social ekonominya menganut pada fakta sejarah yang mereka gunakan.
Unsur – Unsur Teks Cerita Sejarah
Ada 2 jenis unsur yang ada pada cerita sejarah. Unsur tersebut adalah intrinsik dan juga ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik Teks Cerita Sejarah
Unsur ini ada dalam komposisi di cerita tersebut. Unsur inilah yang membangun cerita sejarah dari dalam. Unsur intrinsik di dalamnya termasuk:
- Tema cerita
- Plot cerita.
- Penokohan atau pelukisan watak dan kehidupan tokoh-tokoh.
- Sudut pandang penulis.
- Latar yaitu gambaran tempat, waktu, dan suasana dimana tokoh tersebut hidup.
2. Unsur Ekstrinsik Teks Cerita Sejarah
Unsur ini ada di luar karya sastra. Unsur ini memang tidak berada langsung dan membangun sebuah cerita sejarah dari dalam, tapi keberadaannya turut mempengaruhi terciptanya sebuah karya.
Apa saja yang masuk dalam unsur ekstrinsik dalam cerita sejarah?
- Bukti rekaman ketinggian, kebesaran, dan kegemilangan pemerintah di suatu masa tertentu.
- Corak pencitraan berupa fakta sejarah dan mitos.
- Unsur bias yang diwujudkan dalam sikap bias pengarang.
- Unsur keagamaan.
- Unsur politik misalnya perebutan kekuasaan, perang dunia, pemberontakan, dan lain sebagianya.
- Unsur ekonomi yang menonjol pada masa tersebut. Misalnya masa pertanian, perikanan, perkebunan, tanam paksa, kerja paksa, dan lain sebagainya.
- Unsur sosial misalnya kasta yang ada pada zaman dulu antara raja, pejabat, dan rakyat jelata. Ada juga yang berupa bangsawan dan rakyat.
Jenis – Jenis Teks Cerita Sejarah
Berikut ini merupakan beberapa jenis teks cerita sejarah dan penjelasannya:
1. Novel
Novel merupakan karya sastra yang kadang mengandung latar sejarah. Novel dengan latar sejarah banyak dijumpai di Indonesia. Misalnya saja karya seri Gajah Mada, novel karya Pramoedya Ananta, dan lain sebagainya.
2. Cerita Pendek
Cerita pendek dibuat dengan konteks singkat, jelas, dan padat. Cerita pendek bisa terdiri dari beberapa halaman saja. Cerita pendek ini mengusung konsep peristiwa sejarah sebagai latarnya.
3. Skenario Drama
Skenario drama juga banyak yang mengusung konsep latar sejarah. Misalnya saja drama kolosal di Indonesia ataupun luar negeri.
Banyak juga cerita film yang menggunakan setting waktu di masa lampau, misalnya masa perang dunia I dan II, perang dingin, dan lain-lain.
Cara Menulis Teks Cerita Sejarah
Kosasih (2017) menjelaskan bagaimana seorang pemula bisa menulis teks cerita sejarah dengan baik. Setidaknya ada 5 langkah yang harus Anda lakukan yaitu:
1. Menentukan Tema
Pertama seorang penulis harus bisa menentukan tema sejarah yang akan digunakan. Ada banyak fakta sejarah yang bisa dimanfaatkan sebagai setting waktu dan juga plot dalam cerita.
Misalnya saja perang kemerdekaan, kerajaan di Indonesia, zaman penjajahan, dan lain-lain.
2. Menyusun Kerangka Sejarah
Agar cerita bisa dibuat dengan sistematis dan mudah dicerna oleh pembaca, Anda harus menyusun kronologinya sebagai berikut:
- Kronologi peristiwa
- Sebab akibat dari kronologi tersebut.
- Tindakan yang dilakukan tokoh-tokoh dalam sejarah.
- Urutan tempat sejarah terjadi.
- Rentetan peristiwa yang terjadi dalam sejarah tersebut.
3. Mencari Literatur
Karena novel ini mengandung sedikit banyak kronologi sejarah sebagai latarnya, maka Anda harus rajin mencari literatur yang sesuai. Kumpulkan buku-buku, koran, media, hingga jurnal yang membahas sejarah tersebut.
4. Mengembangkan Teks Sejarah
Anda bisa membuat karangan teks sejarah lebih dulu agar pondasi cerita ini lebih kuat. Teks sejarah ini bersifat non formal.
Kemudian jika teks sejarah sudah disusun dengan baik, Anda bisa mengembangkan imajinasi untuk plot cerita sejarah Anda.
5. Susun Skrip Cerita Sejarah
Setelah teks sejarah sudah dibuat dan Anda benar-benar paham, kemudian Anda bisa beralih menyusun teks ceritanya.
Anda bisa membuat alur cerita dengan konflik dan plot yang menarik. Kemudian cermati kembali kaidah kebahasaan dan strukturnya.
1. Teks Ulasan
2. Teks Eksplanasi
3. Teks Editorial
4. Teks Pidato
5. Teks Negosiasi
6. Teks Hikayat
7. Teks Biografi
8. Teks Puisi Rakyat
Contoh Teks Cerita Sejarah
Apa saja sih contoh teks cerita sejarah? Berikut beraneka macam contoh teks cerita sejarah beserta strukturnya yang perlu diketahui.
1. Contoh Teks Cerita Sejarah Kerajaan
Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda dulu berada di Provinsi Jawa Barat. Tapi belum dapat dipastikan dimana lokasi kota raja atau ibukota Kerajaan Sunda ini karena belum ada situs yang menunjukkan buktinya. Tapi ada bukti lain yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Sunda yaitu naskah-naskah kuno.
Menurut kitab kuno yang disusun menggunakan aksara dan bahasa Sunda kuno, kerajaan ini mengalami beberapa kali perpindahan ibukota. Sejarah ini dikuatkan dalam Kitab Carita Parahyangan. Awalnya ibukota Sunda ada di Galuh. Kemudian berpindah ke beberapa lokasi lainnya.
Prasasti bernama Sanghyang Tapak mengungkapkan bahwa dulu ada daerah terlarang di Sungai Citatih. Lokasinya berada di Cibadak Sukabumi. Menurut prasasti, orang-orang dilarang untuk menangkap ikan dan hewan di sungai tersebut dan sekitarnya.
Peraturan ini dibuat oleh Rasa Sri Jayabhupati. Barang siapa yang melanggar aturan ini, maka dewa-dewa akan mengutuknya. Pada masa tersebut, Kerajaan Sunda sudah beribukota di wilayah Parahyangan.
Sementara menurut prasasti lainnya yaitu Astana Gede yang ditemukan di Ciamis, pusat kerajaan ini berada di Pakwan Pajajaran. Perpindahan pusat kerajaan ini belum diketahui pasti apa alasannya. Tapi banyak ahli sejarah yang menyimpulkan bahwa faktor sosial, ekonomi, dan bencana alam jadi sebab.
Kerajaan Sunda bisa bertahan begitu lama di Jawa Barat. Banyak raja terkenal yang muncul dalam situs atau kitab kuno. Diantara raja terkenal tersebut antara lain adalah Jayabhupati. Ada juga raja yang lebih terkenal yaitu Sri Baduga Maharaja.
2. Contoh Teks Cerita Sejarah Lengkap
Garis Keturunan Jaka Tingkir
Bukit dimana Borobudur bersemayam dengan gagah Nampak muram. Bukit ini tak seperti biasanya. Di tepian bukit, terlihat seorang anak muda yang sedang menelusuri jalanan setapak. Jalan kecil yang cukup untuk 1 orang saja ini biasa digunakan masyarakat untuk menuju ke sungai.
Sungai memang menjadi urat nadi bagi masyarakat di sekitar Borobudur. Mereka menggantungkan kebutuhan air, transportasi, dan juga membersihkan diri dengan sungai. Seharusnya kegiatan di sekitar sungai menjadi acara yang menyenangkan bagi semua orang.
Tapi tidak dengan anak muda itu. Ia tampak muram. Langkahnya disertai dengan gemerincing selempang yang menjadi tempat belati kecil. Keris yang disakukan di punggungnya Nampak sama bimbangnya dengan si anak muda itu.
Kemuramannya hari itu berharap pergi dengan basuhan air sungai. Ia buru-buru melepaskan sandalnya dan menapaki batu besar. Ia duduk pada batu besar yang sedikit licin itu. Kemudian kakinya masuk ke dalam air. Sejuk ia rasakan pada telapak dan punggung kakinya.
Pemuda itu masih muram. Ia tampak memandangi riuh air sungai yang menerpa kakinya. Tanpa ia sadari, dua pria asing sedang mengamatinya dari balik rerimbunan semak belukar. Dua pria itu telah membuntuti gerak-gerik si anak muda sejak ia ada di puncak bukit.
Dua pria itu adalah Ken Arok dan Arya Penangsang. Mereka adalah utusan dari kerajaan nan jauh di seberang. Mereka memang diminta untuk memata-matai gerak gerik orang yang baru tiba di tanah Jawa. Pada masa itu, Jawa yang dimaksud adalah wilayah kerajaan besar.
Anak muda yang sedang bersantai itu tanpa sadar mulai terbawa suasana. Ia ingin segera merasakan kesejukan air sungai di seluruh tubuhnya. Satu persatu pernak pernik yang dipakainya mulai dilepaskan. Pertama tentu saja ia melepaskan selempang dan keris yang terselip.
Dua orang pengintai itu bagai mendapat angin segar. Orang yang diamatinya sudah terjun ke sungai untuk mandi dan berenang. Ia sama sekali tak merasakan kehadiran mata-mata di sekitarnya. “Keris dan jimatnya sudah dilepas Kakang. Ini adalah satu-satunya kesempatan baik untuk kita” kata Arok.
Arya Penangsang hanya mengangguk pertanda setuju. Diam-diam, mereka mulai mengendap-endap. Sampai jarak 3 langkah dari pemuda yang sedang mandi itu, mereka mengeluarkan keris dan berusaha menerkam sang mangsa.
Tapi tiba-tiba petir menggelegar di langit. Kilatnya Nampak dekat sekali dan menyilaukan mata. Dua orang itu pun terpental. Petir tak menghancurkan tubuh mereka. Tapi membuat badan mereka kaku dan lemas. Beberapa luka terantuk batu juga mereka dapatkan.
“Ilmu apa yang digunakan anak muda ingusan itu Kakang?” tanya Ken Arok. “Dia pastilah orang pilihan. Dia pasti berasal dari garis keturunan sakti mandraguna” jawab Arya Penangsang sambal menahan sakit.
“Tapi siapa orang yang sesakti itu untuk bisa mengeluarkan petir ini?” timpal Ken Arok. “Tidak salah, aku yakin ia pasti keturunan Jaka Tingkir”. Mereka mengerti jika pertarungan dilanjutkan, maka mereka bisa saja kehilangan nyawa.
Anak itu, meskipun masih kecil tapi bukan tandingan mereka. Ia mewarisi ilmu sakti dari pendahulunya. Sang anak muda yang mengetahui keberadaan mereka berdua hanya diam. Tapi tatapan mata pada dua pria ini sangat tajam dan menakutkan.
Dua orang pria yang tak ingin mati konyol ini kemudian berlari pergi. Mereka mencari jalan secepat mungkin untuk menjauh dari si anak muda. Tapi, kabar burung mengenai keberadaan keturunan Jaka Tingkir yang sampai ke tanah Jawa akhirnya sampai ke seluruh penjuru kerajaan.
Kabar ini bukan hanya sekedar isapan jempol yang diabaikan oleh para penguasa. Bagaimanapun, Kerajaan Majapahit akhirnya mengerahkan pasukan terkuatnya untuk memburu keturunan sakti dari Jaka Tingkir. Mereka berburu dengan waktu. Sang anak berburu dengan takdirnya sendiri.
Cerita sejarah memang ada banyak macamnya. Cerita dengan latar belakang sejarah pada masa ini masih punya daya tarik sendiri.
Bahkan konflik yang dibalut dengan kejadian sejarah masa lalu banyak diminati sebagai tema oleh para novelis besar. Demikian dari kami dosenmuda.id semoga bermanfaat!
Originally posted 2022-07-21 07:24:35.